Guru mendorong siswa untuk menghubungkan dan merangkum konsep- konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan mempertahankan gagasan-gagasan atau pemikirannya 4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya.
Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri.
Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di kelas. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi. Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan konstruktivisme dalam belajar memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman nyata.
Guru memberikan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi- materi interaktif. Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstrukti- tivisme melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata.
Kemudian guru membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama. Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif 51 G.
Kesimpulan Kesimpulannya pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang berasaskan Konstruktivisme akan memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dan murid dapat menentukan sendiri masa yang diperlukan untuk memperoleh suatu konsep atau pengetahuan.
Disamping itu, guru dapat membuat penilaian sendiri dan menilai kepahamannya tentang sesuatu bidang pengetahuan dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, beban guru sebagai pengajar akan berkurang di mana guru lebih bertindak sebagai pemudah cara atau fasilitator pembelajaran secara konstruktivisme.
Pembentukan pengetahuan baru lahir daripada gabungan pembelajaran terlebih dahulu. Pembelajaran ini menggalakkan murid mencipta penyelesaian mereka sendiri dan menguji dengan menggunakan hipotesis-hipotesis dan idea-idea baru.
Teori Belajar Konstruktivisme Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme a. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa c. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar g. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis k. Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.
Sedangkan, perkembangan kognitif itu sendiri merupakan proses berkesinambungan tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan keseimbangan Poedjiadi Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak Poedjiadi adalah sebagai berikut: 1 tujuan pendidikan menurut teori belajar konstruktivisme adalah menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi, 2 kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Konstrutivisme 1. Kelebihan a. Berfikir alam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan. Faham: Oleh karena murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
Ingat: Oleh karena murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Kemahiran sosial: Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan teman dan guru dalam membina pengetahuan baru. Seronok: Oleh karena mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan berinteraksi dengan sehat, maka mereka akan berasa senang belajar dalam mempelajari pengetahuan baru. Implikasi Teori Konstruktivisme di Kelas Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini dipaparkan tentang penerapan di kelas.
Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar 2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon 3. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya 5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi 6.
Pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang berasaskan Konstruktivisme akan memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dan murid dapat menentukan sendiri masa yang diperlukan untuk memperoleh suatu konsep atau pengetahuan.
Disamping itu, guru dapat membuat penilaian sendiri dan menilai kefahamannya tentang sesuatu bidang pengetahuan dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, beban guru sebagai pengajar akan berkurang di mana guru lebih bertindak sebagai pemudah cara atau fasilitator Pembelajaran secara Konstruktivisme.
Jelaskan pengertian teori konstruktivisme? Apa tujuan pembelajaran konstrutivisme di kelas? Apa ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme di kelas? Jelaskan hakikat anak menurut pandangan teori belajar Konstruktivisme? Apa implikasi teori konstruktivisme di kelas? Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelajaran, mahasiswa diharapkan: 1.
Mampu memahami teori sibernetik 2. Dapat mengetahui karakteristik teori belajar sibernetik 3. Dapat mengetahui langkah-langkah penerapan teori sibernetik dalam proses pembelajaran 4. Dapat memahami teori belajar behavioristik 5. Dapat memahami prinsip dalam teori belajar. Teori Belajar Sibernetik 1. Karakteristik teori a. Sedangkan bagaimana proses belajar yang akan berlangsung, akan sangat ditentikan oleh sistem informasi ini c. Teori ini berasumsi, bahwa tidak ada satu pun jenis cara belajar.
Langkah-langkah dalam pembelajaran a. Menetukan tujuan pemebelajaran b. Menetukan materi pelajaran c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut d.
Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi, apakah algoritmik menurut peserta didik untuk berfikir secara sistematis, tahap demi tahap, liner, lurus menuju suatu terget tertentu atuakah heuritik menurut peserta didik berfikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekligus.
Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif 57 e. Menyusun materi pembelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasi. Menyajikan materi dan bimbingan peserta didik belajar dengan pola yang sesuai denan urutan materi pelajaran.
Mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik. Teori sibernetik merupakan teori belajar yang paling baru dibandingkan denan toeri-teori belajar lainnya. Toeri ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah mengolah informasi pesan pembelajaran. Proses belajar di anggap penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang akan di proses dan akan di pelajari oleh peserta didik.
Oleh karena itu, proses pembelajaran akan sangat ditentukan oleh sistem informasi Warsita Sejalan pendapat tersebut, Uno mengemukakan bahwa teori sibernetik, belajar adalah pemrosesan informasi. Teori ini lebih meningkatkan sistem informasi dari pesan tersebut. Teori sibernetik berasumsi bahwa tiak ada satu jenis pun yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Teori ini telah dikembangkan oleh para penganutnya menetukan budiningsih 80 , antara lain seperti pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada pemrosesan informasi yang di kembangkan oleh Gage dan Berliner, Biehler dan Snowman, Baine, serta Tennyson, bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian infomasi encoding , diikuti dengan penyimpanan informasi strorage , dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi- informasi yang telah disimpan dalam ingatan retrieval.
Buniningsih menyatakan bahwa belajar adalah meningkatkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses belajr memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih utama lagi adalah sistem informasi yang akan dipelajari peserta didik. Asumsi lain dari teori sibenrnetik adalah bahwa tidak ada satu pun proses belajar pun yang ideal untuk situasi, dan yang cocok untuk semua pesetra didik.
Teori belajar menjadi salah satu unsur yang berperan pada ketercapaian tujuan pembelajaran matematika di sekolah dan sebagai strategi belajar mengajar matematik dapat megarahkan peserta didik untuk memahami dan menguasai matematika. Dari beberapa pengertian teori belajar sibernetik di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi peserta didik, terutama unsur pikiran untuk meahami stimulus dari luar melaui proses pengolahan informasi.
Teori-Teori Belajar yang Berkaitan dengan Teori Belajar Sibernetik Adapun teori-teori belajar yang termasuk dalam teori belajar sibernetik, yaitu sebagai berikut: 1. Teori Pemrosesan Informasi Pada teori ini, komponen pemrosesn informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya.
Kertiga komponen itu adalah sebagai berikut: 2. Di dalam SR, informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat dan informasi tadi mudah tergantung atau berganti. Working Memory WM. Working Memory WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik Working Memory adalah memiliki kapasitas terbatas, informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan dan informasi dapat disandi dalam bentuk berbeda dari stimulus aslinya.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran dikelas sesorang guru harus mengalokasikan waktu belajar untuk perserta didik berlatih atau mengulang informasi yang telah diterima. Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian peserta didik terhadap materi yang diajarkan antara lain: a Menggunakan tanda-tanda yang menunjukan sesuatu yang penting seperti seorang guru yang merendahkan atau menginginkan volume suara untuk menunjukan sebuah informasi yang penting.
Guru yang lain mungkin menggunakan gerakan tubuh, pengulangan, gambar-gambar, buku-buku teks berwarna dan lain sebagainya. Seperti seorang guru, ilmu pengetahuan menunjukan trik-trik magis untuk menjelaskan suatu materi sehingga peserta didik menjadi tertarik untuk mempelajari materi yang akan diajarkan.
Misalnya guru mengatakan apa yang akan kita pelajari hari ini akan keluar pada waktu tes minggu depan Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi encoding , diikuti dengan penyimpanan informasi storage dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan retrieval.
LTM diasumsikan : a. Mempunyai kapasitas tidak terbatas c. Sekali informasi di simpan didalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Teori Belajar Landa Dalam teori ini Landa membedakan ada dua macam proses berfikir, yaitu : a. Porses berfikir algoritmatik, yaitu proses berfikir yang sistematis, tahap demi tahap, liner, konvergen, lurus, menuju ke suatu terget tujuan tertentu. Proses berfikir heuristik, yaitu cara berfikir divergen yang menuju ke beberapa target tujuan sekaligus Buniningsih Menurut Landa proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi perlajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui ciri-cirinya.
Cara berfikir serialis, yaitu berfikir menggunakan cara tahapan demi tahapan atau linier. Cara berfikir ini hampir sama dengan cara berfikir algoritmatik. Cara berfikir menyeluruh atau wholist, yaitu cara berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal yang lebih khusus.
Cara berfikir lebih menyeluruh wholist tidak semua dengan cara berfikir heuristik. Ibarat melihat lukisan, bukan detail-detail yang diamati dahulu, melainkan seluruh lukisan itu sekaligus baru sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih detail.
Sedangkan cara berfikir heuristik yang di kemukakan oleh Landa dalah cara berfikir divergen mengarah kebeberapa aspek sekaligus Buniningsih Menurut Suciati dan Irwan aplikasi teori belajar sibernetik dalam proses pembelajaran baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan tujuan. Menetukan materi pelajaran. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran.
Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya. Menyajikan materi dan bimbingan peserta didik belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan pelajaran. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Sibernetik 1 Kelebihan teori belajar Sibernetik Adapun kelebihan dari teori belajar sibernetik adalah: a. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol b. Menyajikan pengetahuan memnuhi aspek ekonomis c.
Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan ingin dicapai e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya f. Memberikan informasi rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan. Menekankan pada sistem informasi yang di pelajari b. Kurang memperhatikan bagaimana proses pembelajaran.
Teori Belajar Behavioristik Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Gage, Berliner Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon Slavin Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur.
Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru stimulus dan apa yang diterima oleh siswa respon harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan reinforcement. Bila penguatan ditambahkan positive reinforcement maka respon akan semakin kuat. Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon Slavin Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru stimulus dan apa yang diterima oleh pebelajar respon harus dapat diamati dan diukur. Teori Belajar Sibernetik Menurut teori sibernetik, belajar adalah mengolah informasi pesan pembelajaran.
Karakteristik Teori 1. Sedangkan bagaimana proses belajar yang akan berlangsung, akan sangat ditentukan oleh sistem informasi ini. Langkah-langkah dalam Pembelajaran 1. Menentukan tujuan pemebelajaran. Menentukan materi pelajaran mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi antara algoritmik menurut peserta didik untuk berfikir secara sistematis, tahap demi tahap, liner, lurus menuju suatu terget tertentu ataukah heuritik menurut peserta didik berfikir secara divergen, menyebar ke beberapa target sekligus 4.
Menyajikan materi dan bimbingan peserta didik belaljar dengan pola yang sesuai denan urutan materi pelajaran. Mengevaluasi proses dan hasil belajar perserta didik. Teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu pun proses belajar yang ideal untuk situasi, dan yang cocok untuk semua peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu pesrta didik mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognitif peserta didik, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi.
Adapun teori-teori belajar yang termasuk dalam teori belajar sibernetik, yaitu sebagai berikut: 1. Teori pemrosesan Informasi Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah sebagai berikut: a. Sensory Receptor SR yang merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar.
Working Memory WM yang diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Dalam proses belajar, perhatian merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian peserta didik terhadap materi yang diajarkan antara lain: a.
Menggunakan tanda-tanda yang menunjukan sesuatu yang penting seperti sesorang guru yang merendahkan atau menginginkan volume seuara untuk menunjukan sebuah informasi yang penting. Menggunakan kata-kata yang mengandung unsur emosional. Perhatian juga dapat diperoleh dengan menghadirkan sesuatu yang tak biasa, kerjutan dan lain sebagainya.
Perhatian juga dapat diperoleh dengan menginformasikan kepada peserta didik, bahwa apa yang akan dipelajri adalah sesuatu yang sangat penting. Berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu b. Sekali informasi di simpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Teori belajar Landa Dalam teori ini landa membedakan ada dua macam proses berfikir, yaitu : a.
Porses berfikir algoritmik, yaitu proses berfikri yang sistematis, tahap demi tahap, liner, konvergen, lurus, menuju ke suatu terget tujuan tertentu. Proses berfikir heuristik, yaitu cara berfikir divergen yang menuju kebeberapa target tujuan sekaligus Buniningsih Teori belajar Pask dan Scott. Menurut Pask dan Scott Buniningsih ada dua macam cara berfikir, yaitu : a.
Cara berfikir serialis, yaitu berfikir menggunakan cara terhadap demi setahap atau linier yang hamper sama dengan cara berfikir algoritmatik. Cara berfikir menyeluruh atau wholist, yaitu cara berfikir yang cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yan paling umum menuju ke hal yang lebih khusus.
Menurut Suciati dan Irwan aplikasi teori belajar sebernetik dalam proses pembelajaran baik diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif 67 2. Menentukan materi pelajaran. Kelebihan dan kelemahan teori belajar sibernetik 1. Kelebihan teori belajar Sibernetik Adapun kelebihan dari teori belajar sibernetik adalah: a. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol. Menyajikan pengetahuan memenuhi aspek ekonomis. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajr kepada tujuan ingin dicapai. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing. Kelemahan Belajar Teori Sibernetik Adapun kelemahan dari teori sibernetik yaitu sebagai berikut : a. Teori Belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Gage, Berliner, Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Apa yang diberikan oleh guru stimulus dan apa yang diterima oleh siswa respon harus dapat diamati dan diukur. Jelaskan pengetian pembelajaran berdasarkan teori sibernetik?
Apa karakteristik teori belajar sibernetik? Bagaimana langkah-langkah penerapan teori sibernetik dalam proses pembelajaran? Jelaskan pengertian belajar menurut teori behavioristik?
Jelaskan prinsip-prinsip belajar menurut teori behavioristik? Mampu memahami teori belajar dan kecerdasan.
Dapat menganalisis tipe-tipe kecerdasan pada manusia. Dapat mengetahui cara melihat gambaran potensi peserta didik dengan menggunakan teori multiple intelegence. Teori Belajar dan Kecerdasan Dahulu bahkan saat ini masih banyak kita temui mereka yang terpaku pada hasil tes IQ seseorang. Kecerdasan seseorang dinilai sebagai sesuatu yang dimiliknya sejak lahir dan yang tidak akan berubah sepanjang hidupnya.
Pandangan seperti ini tidaklah benar. Howard Gardner dan rekan-rekannya di Universitas Harvard telah mematahkan anggapan ini. Melalui sebuah penelitian mereka menemukan bahwa ada banyak jenis kecerdasan yang tidak bisa diukur oleh tes IQ standar. Pengertian Kecerdasan Menurut Gardner kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan berbagai produk yang penting bagi perkembangan budaya. Menurutnya, mengamati cara seorang montir menyelesaikan masalah busi, atau cara seorang akuntan menyelesaikan sebuah dilema finansial, memberikan contoh yang lebih baik mengenai cara kerja kecerdasan daripada hasil tes apapun.
Kecerdasan Linguistik: Word Smart Kecerdasan Linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif kemampuan berbicara. Dalam kehidupan sehari- hari, kecerdasan linguistik bermanfaat untuk berbicara, mende- ngarkan, membaca apa pun mulai dari rambu lalu lintas sampai novel klasik, dan menulis apa pun mulai dari pesan dan surat E-mail sampai puisi dan laporan kantor.
Kecerdasan Logis-matematis: Number Smart Kecerdasan Logis-matematis adalah keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Ini adalah kecerdasan yang digunakan ilmuwan ketika menciptakan hipotesis dan dengan tekun mengujinya dengan data eksperimental. Ini juga kecerdasan yang digunakan akuntan pajak, pemrogram komputer atau ahli matematika.
Dalam kehidupan sehari-hari kita memerlukan kecerdasan ini untuk menghitung saldo buku cek, memahami perhitungan utang nasional, atau mencerna laporan surat kabar terbaru mengenai penelitian genetika.
Kecerdasan Spasial: Picture Smart Kecerdasan gambar dan visualisasi adalah kemampuan untuk memvisualilisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi.
Seniman atau pemahat memiliki kecerdasan ini dalam tingkat yang tinggi, demikian juga dengan seorang penemu yang bisa memvisuali- sasikan penemuan baru sebelum menggambarkannya di atas kertas. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kecerdasan ini untuk menghias rumah, membaca laporan keuangan kantor atau menikmati sebuah karya seni. Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan Kinestik adalah kecerdasan seluruh tubuh atlet, penari, seniman, pantomim, aktor , dan juga kecerdasan tangan montir, penjahit, tukang kayu, ahli bedah.
Tentu saja yang kesemuanya diimbangi dengan kecerdasan lainnya. Kecerdasan Musikal: Musical Smart Kecerdasan Musikal adalah kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik.
Dalam bentuknya yang lebih canggih, kecerdasan ini mencakup para diva dan virtuoso piano dari dunia seni dan budaya. Disk jockey, teknisi suara, tukang stem piao, wiraniaga produk elektronik dan terapis musik adalah karir praktis untuk kecerdasan ini. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kecerdasan ini ketika kita menyanyi dalam paduan suara, memainkan alat musik, atau menikmati musik di TV, radio, atau CD. Kecerdasan Antarpribadi: People Smart Kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain.
Termasuk juga: kemampuan berempati pada orang lain seperti konselor , sampai kemampuan memanipulasi sekelompok besar orang menuju pencapaian suatu tujuan bersama. Begitu banyaknya aspek kehidupan yang melibatkan interaksi dengan orang lain, maka kecerdasan antar pribadi ini mungkin sebenarnya lebih penting bagi keberhasilan dalam hidup daripada kemampuan membaca buku atau memecahkan problem matematika.
Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart Kecerdasan Intrapribadi adalah kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa diri Anda sebenarnya, dan mengetahu kekuatan serta kelemahan Anda. Kecerdasan intrapribadi termasuk kecerdasan yang paling sulit dimengerti. Ini juga kecerdasan untuk bisa merenungkan tujuan hidup sendiri dan untuk mempercayai diri sendiri.
Kecerdasan Naturalis: Nature Smart Kecerdasan Naturalis adalah kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita. Ini juga mencakup kepekaan terhadap bentuk- bentuk alam lain. Ahli biologi, penjaga hutan, dokter hewan dan hortikulturis menggunakan kecerdasan ini untuk profesi mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan kecerdasan ini ketika berkebun, berkemah dengan teman-teman atau keluarga, atau mendukung projek ekologi lokal. Setiap manusia mempunyai dan menggunakan kedelapan kecerdasan ini dengan kombinasi yang berlainan. Mereka juga menggunakan kedelapan kecerdasan ini dengan caranya masing-masing. Kebanyakan dari kita berada di tengah-tengah, yaitu: kita mempunyai satu atau lebih kecerdasan yang mudah untuk kita ungkapkan dan beberapa sedang- sedang saja serta satu atau lebih terasa sulit.
Nah, kegagalan yang sering kita lihat dalam bermasyarakat adalah ketika kita memberi penilaian yang lebih dengan hanya memusatkan pada satu atau dua saja dari kedelapan kecerdasan yang ada di atas. Seperti kita lebih menghargai mereka yang menonjol dalam kecerdasan linguistik dan kecerdasan matematis, misalnya. Kecenderungan ini kemudian menular ke dalam ruang-ruang kelas. Anak-anak dengan dua kecerdasan ini kemudian lebih dihargai kemampuannya.
Akibatnya, anak-anak dengan kecerdasan lainnya seringkali diabaikan dan pada akhirnya tampak lebih sering gagal, walau sebenarnya mereka mungkin sangat berbakat dalam kecerdasan lainnya. Teori Multiple Intelligence kemudian memberi kita cara melihat sebuah gambaran lengkap potensi seorang pelajar sehingga berbagai kemampuan mereka yang tadinya terabaikan dapat muncul sehingga dapat dihargai dan dikembangkan.
Bagaimana menemukan Multiple Intelligence pada siswa didik kita? Pada pokoknya, setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan di atas. Yang membedakan adalah proporsi-nya. Pengertian Kecerdasan Menurut Gardner kecerdasan adalah: kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan berbagai produk yang penting bagi perkembangan budaya. Howard Gardner memberi delapan tipe kecerdasan pada manusia, yaitu: a. Kecerdasan Linguistik: Word Smart Kecerdasan linguistik adalah kemampuan menggunakan kata-kata secara efektf kemampuan berbicara.
Dalam kehidupan sehari- hari, kecerdasan linguistik bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca apa pun mulai dari rambu lalu lintas sampai novel klasik, dan menulis apa pun mulai dari pesan dan surat E-mail sampai puisi dan laporan kantor. Kecerdasan Logis-matematis: Number Smart Keterampilan mengolah angka dan atau kemahiran menggunakan logika atau akal sehat.
Seniman atau pemahat memiliki kecerdasan ini dalam tingkat yang tinggi, demikian juga dengan seorang penemu yang bisa memvisualisasikan penemuan baru sebelum menggambarkannya di atas kertas. Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan seluruh tubuh atlet, penari, seniman, pantomim, aktor , dan juga kecerdasan tangan montir, penjahit, tukang kayu, ahli bedah. Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan cerdas tubuh dalam segala hal, mulai dari membuka tutup botol mayones dan memperbaiki mesin mobil sampai melakukan olah raga.
Kecerdasan Musikal: Musical Smart Kemampuan menyanyikan sebuah lagu, mengingat melodi musik, mempunyai kepekaan akan irama, atau sekedar menikmati musik. Yang mungkin sebenarnya lebih penting bagi keberhasilan dalam hidup daripada kemampuan membaca buku atau memecahkan problem matematika.
Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart Kecerdasan memahami diri sendiri, kecerdasan mengetahui siapa diri Anda sebenarnya, dan mengetahui kekuatan serta kelemahan Anda.
Terapis, konselor, dan profesional lain yang bekerja dengan emosi serta motivasi pribadi menggunakan kecerdasan ini untuk membantu orang lain mengembangkan perasaan positif terhadap diri sendiri. Kecerdasan Naturalis: Nature Smart Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita.
Ini juga mencakup kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam lain. Salah satu cara yang di gunakan untuk melihat potensi seseorang adalah dengan menggunakan Teori Multiple Intelligence.
Teori ini memberi kita cara melihat sebuah gambaran lengkap potensi seorang pelajar sehingga berbagai kemampuan mereka yang tadinya terabaikan dapat muncul sehingga dapat dihargai dan dikembangkan. Thomas Armstrong dalam bukunya Setiap Anak Cerdas memaparkan langkah- langkah yang dapat kita tempuh dalam proses belajar peserta didik untuk melihat setiap keunikan dan keistimewaan yang ada pada diri mereka dan bagaimana mengembangkan kecerdasan yang mereka miliki.
Jelaskan yang dimaksud dengan kecerdasan? Jelaskan tipe kecerdasan pada manusia menurut Howard Gardner? Bagaimana cara melihat potensi anak dengan menggunakan teorimultiple intelegence? Dapat memahami pentingnya keteladanan dalam pembelajaran agama Islam 2.
Dapat memahami konsepsi Al-Hikmah dalam proses pembelajaran 3. Dapat memahami pentingnya proses kesabaran dalam proses pembelajaran agama Islam 4. Dapat memahami pentingnya keikhlasan pada pembelajaran PAI 5. Dapat memahami pentingnya keadilan dalam pembelajaran PAI.
Prinsip-Prinsip Metodologi Pembelajaran Agama Islam Prinsip-prinsip metodologi yang di maksud dalam pembahasan ini dalil- dalil naqli sebagai ketentuan fundamental tentang bagaimana seorang pendidik agama dapat dan mampu mengajarkan agama kepada manusia secara umum dan peserta didik secara khusus yang selanjutnya dibakukan dalam tema-tema dasar yang lazim digunakan.
Dengan kemampuan demikian, akan memmberikan respon mendasar dan mendalam bagi seorang pendidik agar mampu merenungi, mengkaji, mendalami serta menghayati isi dan makna tersirat dan tersurat dalam kosepsi dasar tersebut, kemudian dapat mewarnai keseluruhan sikap, prilaku dan tindakan secara langsung menjadi sentral renungan dan identifikasi yang utuh bagi peserta didik kemampuan dan dimanapun.
Keteladanan Hubungan pendidik dengan peserta didik ibarat bayangan dengan tongkatnya Zuhairini,dkk. Dengan demikian dampak besar dari keteladanan yang dimiliki pendidik akan mampu membentuk kepribadian peserta didik sehingga dituntut kemampuan pendidik agar mampu memberikan keteladanan. Ulwan menjelaskan keteladanan sebagai metode influitif yang paling menyakinkan keberhasilan dalam mempersipakan dan membentuk moral spritual dan sosial peserta didik.
Hal ini karena pendidikan merupakan contoh terbaik dalam pandangan peserta didik yang akan ditirunya dalam prilaku dan tata santun. Disadari atau tidak bahwkan terpatri jiwa dan perasaannya gambaran seorang pendidik, dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan, materil dan spritual diketahui atau tidak diketahui.
Konsepsi keteladanan dapat dilihat dalam firman Allah antara lain: 1. Kedua ayat di atas memberikan pengertian bahwa keteladanan dala metode pembelajaran agama sangat penting serta besar pengaruhnya bagi kelangsungan proses belajar agama Islam. Keteladanan yang di maksud misalnya pendidik mengajarkan kepada peserta didik tentang akhlaq, sebaiknya prilaku akhlaq itu lebih awal atau telah dipraktikan oleh pendidik secara langsung berkesinambungan.
Dalam kenyataan interaksi edukatif tampak jelas bahwa peserta didik senantiasa mengidentifikasi dirinya keberadaan pendidik. Konsepsi al hikmah adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengaktualisasikan makna dan nilai al-Quran dan As-sunnah dalam memproses pembelajaran di sekolah dan luar sekolah. Dalam hubungan ini Allah menegaskan dalam Q. Mempermudah Metodologi pembelajaran agama islam dituntut untuk selalu transparan dan syarat dengan muatan kemudahan. Hal ini relevan dengan kehadiran agama bagi umat Islam dimana selalu memberikan kemudahan secara global di samping persial.
Lebih khusus lagi hubungannya dengan interakasi edukatif dimana selalu bertumpuh dan bermuara pada pencapaian tujuan yakni bertambah, berubah dan berkembang secara terpadu unsur kognitif, afektif dan psikomotrik. Ke tiga ranah merupakan orientasi tujuan universal yang harus diilhami dengan tujuan kemudahan dalam artian metodologi keterpaduan kompetisi pendidik dalam proses pembelajaran sehingga dengan mudah diserap peserta didik.
Dalil-dalil di atas menjelaskan bahwa kehadiran seseorang pendidik agama harus selalu menjadi penyegar jiwa dan semangat peserta didik, dimana selalu memberikan resep-resep yang di rasakan sebagai kemudahan dalam interaksi edukatif tersebut, sehingga peserta didik selalu berprestasi dalam meraih perjuangannya terutama dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Gejala dan koindisi psikis sangat sulit diperbaiki sehingga kehadiran pendidik agama Islam merupakan bapak rohani mampu memberikan jalan keluar dalam mengatasi tekanan fisik tersebut. Pendidik yang memiliki kemampuan tersebut akan mampu merumuskan materi pengajaran agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat kecerdasan peserta didik sehingga mudah menerima, mengolah dan menyimpan materi pelajaran agama.
Karusel Sebelumnya. Karusel Berikutnya. Apa itu Scribd? Jelajahi eBook. Terlaris Pilihan Editor Semua eBook. Jelajahi Buku audio. Terlaris Pilihan Editor Semua buku audio. Jelajahi Majalah. Pilihan Editor Semua majalah. Jelajahi Podcast Semua podcast. Kesulitan Pemula Menengah Lanjutan. Jelajahi Dokumen. Diunggah oleh resnedi. Informasi Dokumen klik untuk memperluas informasi dokumen Deskripsi: edu. Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat? Apakah konten ini tidak pantas?
Laporkan Dokumen Ini. Deskripsi: edu. Tandai sebagai konten tidak pantas. Unduh sekarang. Untuk Nanti. Judul terkait. Karusel Sebelumnya Karusel Berikutnya. Teori-teori Belajar Dalam Pembelajaran Matematika. Lompat ke Halaman. Cari di dalam dokumen. Wikipedia Macam-macam Teori Belajar Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme.
Kunjungi : BelajarPsikologi. Com Suka Jadi, melalui kelakuan segala sesuatu tentang jiwa dapat diterangkan. Dengan memberikan rangsangan stimulus maka siswa akan merespons. Hubungan antara stimulus — respons ini akan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada belajar. Dengan latihan-latihan maka hubungan-hubungan itu akan semakin menjadi kuat. Inilah yang disebut S-R Bond Theory. Keberatan terhadap teori ini adalah karena teori ini menekankan pada refleks dan otomatisasi dan melupakan kelakuan yang bertujuan a purposive behavior.
Dari hasil percobaannya, sinyal pertanda memainkan peran yang sangat penting dalam akdaptasi hewan terhadap sekitarnya. Teori Classical conditioning yang ditemukan pavlov didasarkan pada tiga proses, yaitu: pertama, penyamarataan generalization sebab respon dikondisikan dengan kehadiran stimulus yang sama melalui keluarnya air liur; kedua, perbedaan discimination untuk merespon apabila ada perangsang makanan kemulutnya; ketiga, pemadaman extinction terjadi ketika stimulus disajikan berulang-ulang tanpa adanya stimulus berupa makanan.
Kesimpulan dari percobaan pavlov ialah apabila stimulus yang diadakan CS selalu disertai dengan stimulus penguat UCS , stimulus tadi CS , cepat atau lambat akan menimbulkan respon atau perubahan yang kita kehendaki dalam CR.
Skinner berpendapat bahwa percobaan Pavlov itu tunduk terhadap dua macam hukum yang berbeda, yakni: law of respondent conditioning atau hukum pembiasaan dan law of respondent extinction atau pemusnahan yang dituntut.
Teori Belajar Koneksionisme Prinsip teori Thorndike adalah belajar asosiasi antara kesan panca indra sense impression dengan implus untuk bertindak impulse to action.
Asosiasi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Oleh karena itulah, teory thorndike disebut Connectionism atau bond psychology.
Awal eksperimennya menggunakan kucing, ketika eksperimen awal ini berhasil maka ia melanjutkan pada hewan lainnya. Kucing dibiarkan kelaparan, kemudian ia dimasukkan kedalam kotak yang sudah dirancang khusus, sehingga jika kucing itu mnyentuh tombol pintu maka pintu itu akan terbuka dan ia dapat keluar dan mencapai daging yang dijadikan umpan diluar kandang.
Pada usaha pertama ia belum terbiasa memecahkan problemnya, sampai kemudian berhasil menemukan tombol tersebut. Waktu yang dibutuhkan dalam usaha pertama agak lama. Percobaan yang sam dilakukan secara berulang-ulang. Dengan terlatihnya proses belajar dari kesalahan trial and error , maka watu yang dibutuhkan untuk memecahkan problem itu semakin singkat.
Teori trial and error learning mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 Adanya motif yang mendorong akktivitas. Menurut thorndike, dasar proses belajar pada hewan maupun pada manusia adalah sama. Baik belajar pada hewan maupun manusia, menggacu pada tiga hukumbelajar pokok, yaitu: a Law of Readiness adalah reaksi terhadap stimulus yang didukung kesiapan untuk bertindak dan reaksi itu menjadi memuaskan.
Law of Use: Hubungan stimulus respon bertambah kuat jika ada latihan. Law of Disuse: Hubungan stimulus respon bertambah lemah jika latihan dihentikan. Teori Gestalt Menurut aliran ini jiwa manusia adalah suatu keseluruhan ynag berstruktur.
Suatu keseluruhn bukan terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Unsur-unsur itu berada dalam keseluruhan menurut struktur yang telah terbentuk dan salin berinterelasi satu sama lain. Teori psikologi gestalt sangat berpengaruh terhadap tafsiran tentang belajar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Tingkah laku terjadi berkat interaksi antar individu dan lingkungannya.
Individu berada dalam keadaan keseimbangan yang dinamis, adanya ganguan terhadap keseimbangan itu akan mendorong terjadinya tingkah laku. Belajar mengutamakan aspek pemahaman insight terhadap situasi problematis. Belajar menitikberatkan pada situasi sekarang, dalam situasi tersebut menemukan dirinya. Belajar dimulai dari keseluruhan dan bagian-bagian hanya bermakna dalam keseluruhan itu. Teori-Teori belajar Secara pragmatis,teori belajar merupakan prinsip umum yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
Adapun teori-teori belajar itu adalah sebagai berikut1[5]: 1 Teori Koneksionisme Connectionism Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Edward L. Eksperimen Thorndike menggunakan hewan-hewan terutama kucing untuk mengetahui fenomena-fenomena belajar. Pada dasarnya classical conditioning merupakan sebuah prosedur penciptaan reflek baru dengan mendatangkan stimulus sebelum terjadi nya reflek tersebut.
Sains kognitif merupakan himpunan disiplin ilmu yang terdiri atas psikologi kognitif, ilmu-ilmu komputer linguistik, intelegensi buatan, matematika, epistimologi, dan psikologi saraf.
Artinya,setiap peristiwa belajar hanya mugkin terjadi sekali saja untuk selamanya atau sama sekali tak terjadi Reber, 6 Teori Belajar Sosial Social Learning Theory Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral siswa ditekankan pada perlunya conditioning pembiasaan merespon dan imitation peniruan.
Penggunaan binatang sebagai objek penelitian didasarkan pada pemikiran bahwa apabila binatang yang kecerdasannya dianggap rendah dapat melakukan eksperimen teori belajar, maka sudah dapat dipastikan bahwa eksperiman itupun dapat berlaku bahkan dapat lebih berhasil pada manusia, karena manusia lebih cerdas dari pada binatang. Dari berbagai tulisan yang membahas tentang perkembangan teori belajar seperti Atkinson, dkk.
Kajian tentang keempat aliran tersebut akan diuraikan satu persatu. Behaviorisme Behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek — aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Pandangan beberapa ahli psikologi pada awal abad 20 yang menentang metode introspeksi; dan menganjurkan agar psikologi dibatasi pada penelaahan perilaku yang terlihat observable behavior untuk dijadikan dasar pertimbangan data ilmiah. Suatu aliran dan sistem psikologi yang dikembangkan oleh John B. Watson; suatu pandangan umum yang menekankan peranan perilaku yang bias diamati terbuka, overt behavior serta memperkecil arti dari proses-proses mental.
Pandangan yang menyatakan bahwa perilaku manusia dan hewan bias dimengerti, bias diramalkan dan dikontrol tanpa bantuan keterangan-keterangan yang menyangkut keadaan mentalnya. Suatu aliran psikologi, yang menekankan agar psikologi dibatasi pada studi mengenai perilaku saja. Watson pada tahun yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsure subyek tunggal psokologi.
Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Pionir Jaya, , hlm. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksi yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif dan juga Psokoanalisis yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak.
Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya. Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang, dan bahwa segenap tingkah laku adalah merupakan hasil belajar.
Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan reinforcement terhadap tinkah laku tersebut. Psikologi aliran behavioristik mulai berkembang sejak lahirnya teori-teori tentang belajar.
Thorndike, Ivan Petrovich Pavlov, B. Skinner, dan Bandura. Berdasarkan pengalaman penelotian masing-masing, yang berbeda satu sama lain, mereka menciptakan teori belajar yang berbeda, tetapi mempunyai kesamaan dalam prinsipnya, yaitu bahwa perubahan tingkah laku terjadi karena semata-mata lingkungan. Ciri- ciri aliran Behaviorisme: 1 Mementingkan pengaruh lingkungan.
Rineka Cipta, , Cet.
0コメント